Akhir-akhir ini nama Muhammad Nazaruddin ramai diperbincangkan. Bendahara Umum Demokrat itu dikenal sebagai politisi juga sebagai pengusaha. Tidak hanya itu. Nazaruddin juga berkali-kali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Dan selalu saja persoalannya berkaitan dengan masalah hukum.
Kasus yang terbaru dan mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan keterlibatannya dalam kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kasus itu juga kabarnya mengusik Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa saja dipecat dari jabatannya di partai.
Tetapi, sebetulnya tak banyak yang mengetahui sosok Nazaruddin. Bahkan, Ruhut Sitompul, Juru Bicara Demokrat kemarin, Kamis (12/5) mengatakan, Nazaruddin dia kenal sebagai pengusaha kelapa sawit. "Selebihnya saya tak tahu," kata Ruhut. Sebagai pengusaha pun Nazaruddin tak begitu dikenal. Apalagi kiprahnya dalam politik. "Anaknya aktif, sering turun ke daerah pemilihannya. Tetapi agak pendiam. Saya pun tak terlalu dekat dengannya," kata Ruhut.
sebenarnya nazaruddin itu bisa memecah partai demokrat. "Kasus ini merupakan prahara internal partai demokrat,
Menurutnya dia, Nazaruddin bisa membongkar seluk beluk partai karena posisinya sebagai Bendahara Umum yang sangat kuat. Bendahara menjadi kunci dan memegang semua aib dari anggota partainya. "Ia tidak akan mudah digeser," katanya.
Hal ini, kata Kristiadi, bisa dilihat ketika Nazaruddin mau diberhentikan, ia pun berkoar-koar membongkar aib-aib anggotanya. Dan pasti semua yang telah diomongkan olehnya ini hanya sebagian kecil dari semua dosa-dosa anggota partai demokrat. "Nazaruddin pun mengeluarkan serangan balik terhadap semua orang yang mendukung pemberhentiannya."
Kasus yang menimpa Partai Demokrat adalah siklus internal pada partai yang seharusnya cepat-cepat diselesaikan. Menurutnya, kasus ini bisa mencerai-beraikan partai. "SBY sebagai pemimpin negara ini, yang juga pentolan partai ini, harus memberikan contoh pada partai lain, dan juga seluruh rakyat indonesia," tegas Kristiadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar